Medan, WartaOneNews.Com - Puluhan mahasiswa Universitas Al-Washliyah Medan melakukan aksi unjuk rasa terkait ucapan Prof. DR.Ir. Basyaruddin, MS, sebagai rektor yang dianggap melecehkan nama baik UNIVA Medan, Jumat (20/01/2017).
Aksi yang diwarnai dengan membakar ban dihalaman kampus di anggap sebagai bentuk kekecewaan mahasiswa terhadap ucapan rektor yang dianggap mencoreng dan menjatuhkan nama baik UNIVA Medan karena Basarudin, yang saat ini menjabat sebagai rektor malu mengakui dirinya sebagai pimpinan (rektor) kampus hijau tersebut.
koordinator aksi Sagala, kepada media mengatakan buntut aksi yang terjadi karena sikap rektor yang dapat menjatuhkan marwah UNIVA sebagai kampus dan lembaga pendidikan yang dinaungi langsung oleh Al-Washliyah sebagai organisasi islam di indonesia.
“kami merasa terhina karena rektor mengatakan bahwa dirinya bukan warga UNIVA medan tetapi dia adalah Dosen UISU padahal Basarudin masih aktif menjabat sebagai rektor UNIVA Medan,” tuturnya.
tidak itu saja, Basyaruddin sebagai rektor, tambah Sagala, dianggap tidak maksimal dalam menjalankan tugasnya sebagai pimpinan di kampus karena juga menjabat sebagai Direktut POM di MUI Sumatera Utara yang berefek kepada kinerja dan tatakelola kampus secara menyeluruh.
mahasiswa yang melakukan aksi juga menuntut pihak rektorat agar dapat transfaransi dalam mengelola dana kegiatan mahasiswa yang dianggap sangat berpotensi disalahgunakan oleh oknum untuk mengambil keuntungan pribadi dan kelompok di UNIVA Medan.
Selain menyoroti tentang kinerja pihak rektorat yang dianggap tidak mampu membawa UNIVA Medan menjadi lebih baik, para mahasiswa juga menyoalkan tentang beredarnya foto yang diduga Rektor UNIVA Medan bersama seorang wanita yang diduga bukan mukhrimnya dan sangat mencoreng nama baik Al-Washliyah dan MUI Sumut.
“selain kita menilai kinerja rektor yang kita anggap buruk, kami sebagai mahasiswa juga sangat menyayangkan beredarnya foto rektor bersama wanita yang bukan mukhrim nya di malasyia, inikan sangat mencoreng nama baik Alwashilyah dan MUI sebagai lembaga Ulama, ini tidak bisa dibiarkan saja,” tegasnya mengakhiri. (Red)